Peralatan elektronik sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Kita seakan tak bisa lepas dari penggunaan peralatan-peralatan elektronik dan listrik. Mulai dari Kulkas, TV, Kipas angin,Ponsel, dll semua itu selalu kita gunakan setiap hari.
Tapi perangkat-perangkat tersebut tidak selalu bisa bekerja dengan baik. Sewaktu-waktu biasa saja terjadi masalah ataupun kerusakan. Dan untuk memperbaikinya, tentu kita butuh beberapa alat yang bisa membantu kita dalam melakukan perbaikan. Salah satu alat yang kita butuhkan ialah Avometer.
Avometer inilah yang paling umum di gunakan baik untuk memeriksa tegangan listrik maupun memeriksa komponen-komponen elektronika. Jadi, Avometer harus di miliki oleh para teknisi. Sebenarnya, kita yang bukan teknisi, atau yang hanya tahu sedikit tentang elektronik, juga tidak ada salahnya mempunyai Avometer yang sewaktu-waktu bisa kita gunakan untuk menangani masalah-masalah ringan seperti memeriksa voltase listrik di rumah, memperbaiki saklar lampu, memeriksa kabel putus atau tidak, dsb. Dan untuk mengenalnya, kali ini kita akan membahas sedikit tentang Avometer.
Avometer yang juga di sebut dengan Multimeter atau Multitester merupakan alat yang biasa di gunakan untuk mengukur tegangan listrik, arus, dan nilai hambatan. Karena itulah alat ini di sebut dengan nama Avometer. AVO sendiri singkatan dari Ampere, Volt, Ohm karena umumnya alat ini bisa di gunakan untuk mengukur arus (Ampere), tegangan (Volt), dan resistansi (Ohm).
Namun sekarang Avometer sudah di kembangkan dan juga bisa digunakan untuk mengukur kapasitansi, induktansi, frekuensi, dsb. Jadi bisa di katakanan alat ini merupakan gabungan dari beberapa alat ukur. Dengan multi fungsi, bentuk, dan ukurannya yang relatif kecil alat ini sangat di sukai dan semua teknisi pasti mempunyai.
Tanpa adanya alat ini para teknisi tidak bisa melakukan pekerjaannya dengan baik. Karena untuk melakukan beberapa jenis pengukuran yang berbeda mereka tidak perlu bergonta-ganti alat, cukup dengan satu alat saja yaitu Avometer.
Awalnya Avometer hanya berjenis analog namun seiring perkembagan, maka mulai banyak muncul Avometer yang berjenis digital dan sampai sekarang terus di gunakan. Dengan demikian, sekarang sudah ada dua jenis Avometer yaitu jenis analog dan digital. Sebenarnya kedua jenis tersebut tidak jauh beda karena secara fungsi mereka sama sama di gunakan untuk keperluan pengukuran seperti yang sudah saya jelaskan di atas. Yang membedakan keduanya hanyalah tampilan pembacaan saja. Berikut sedikit penjelasan tentang Avometer analog dan Avometer digital.
Avometer analog
Menggunakan tampilan berupa display range dan sebuah jarum penunjuk skala. Jarum itulah yang berfungsi sebagai pointer untuk menunjukkan hasil pengukuran. Hasil pengukuran harus dibaca berdasarkan range dan akurasinya masih terbatas di karenakan oleh lebar dari skala pointer, keakuratan pencetakan skala, kalibrasi pointer, jumlah rentang skala, dll.
Karena itulah di perlukan ketelitian dalam membaca hasil pengukuran menggunakan Avometer ini. Kalu tidak, maka akan terjadi kesalahan pembacaan atau hasil yang tidak akurat. Namun demikian, Avometer analog ini sangat baik di gunakan untuk mengukur tegangan atau sinyal yang fluktatif atau berubah –ubah karena yang demikian agak sulit di baca menggunakan Avometer digital.
Avometer digital
Mengunakan display hasil pengukuran berupa angka-angka (digit) sehingga lebih praktis dan hasil pengukuran lebih detil dan lebih akurat di bandingkan Avometer analog karena Avometer digital bisa menampilkan angka-angka di belakang koma. Avometer digital biasanya dilengkapi dengan auto polarity sehingga tidak masalah jika terminal probe nya terbalik.
Namun Avometer ini kurang cocok di gunakan untuk mengukur tegangan yang fluktatif atau tidak tetap karena lebih sulit untuk membaca gerakan perubahannya. Avometer digital memerlukan supply yang stabil dari baterai, jika baterai sudah lemah atau habis maka tidak bisa digunakan, atau bisa jadi hasil pengukuran yang ditampilkan menjadi tidak akurat.
Dari penjelasan di atas kita bisa mengetahui bahwa kedua jenis Avometer tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing yang tentunya kembali ke penggunanya. Kebanyak orang lebih sering menggunakan type analog karena pengukuran lebih cepat, gampang, dan mudah melihat hasil pengukuran sinyal listrik yang sifatnya fluktuatif. Jika anda pemula atau hanya sekedar hobby mengotak-atik peralatan elektronik, mungkin lebih cocok Avometer analog.
Pertimbangan lainnya mungkin daya tahan,Avometer analog umumnya lebih awet dibandingkan dengan digital, harganya pun lebih murah walaupun tentunya kembali ke kualitas dan merek Avometer itu sendiri. Tapi jika kita sering melakukan pengukuran yang memerlukan hasil dengan tingkat akurasi tinggi, maka kita harus memiliki Avometer digital. Jadi, semua kembali kepada penggunanya.
Untuk dapat menggunakan Avometer maka perlu diketahui setiap bagian dan fungsinya masing masing. Berikut ini adalah contoh bagian bagian dari avometer.
1. Scale (skala) berupa garis-garis, symbol, dan angka-angka yang tercetak pada bidang dan berfungsi sebagai skala pembacaan meter.
2 Pointer (Jarum Penunjuk) merupakan sebatang pelat yang bergerak kekanan dan kekiri pada saat di gunakan. Jarum ini akan menunjukkan nilai hasil pengukuran.
3. Zero Corrector, berfungsi untuk menyetel jarum penunjuk Avometer ke arah nol sebelum Avometer gunakan dengan cara memutarnya ke kanan atau ke kiri menggunakan obeng pipih.
4. Range Selector Switch adalah saklar pemilih yang dapat diputar dan berfungsi untuk memilih posisi pengukuran dan batas ukurnya. Saklar ini merupakan kunci utama saat kita menggunakan Avometer.
5. DC Volt range, ketika saklar pemilih berada di posisi ini, berarti Avometer berfungsi sebagai voltmeter untuk DC sehingga bisa di gunakan untuk mengukur tegangan searah (DC).
6.DC current range, ketika saklar pemilih berada di posisi ini, berarti Avometer berfungsi sebagai miliamperemeter DC yang dapat di gunakan untuk mengukur kuat arus yang mengalir pada suatu komponen.
7. Ohm meter range, ketika saklar pemilih berada di posisi ini, berarti Avometer berfungsi sebagai ohmmeter sehingga bisa di gunakan untuk mengukur nilai hambatan atau resistansi.
8. Zero Adjusment , kontrol ini merupakan pengatur / penepat jarum pada posisi nol ketika menggunakan Ohmmeter dengan cara menghubungkan test lead + (merah) ke test lead - (hitam) sehingga jarum bergerak ke arah kanan. Kemudian pengatur ini diputar ke kiri atau ke kanan sampai jarum penunjuk berada pada posisi 0 Ohm. Hal ini harus di lakukan agar hasil ukur resistansi lebih akurat.
9. AC Volt range, ketika saklar pemilih berada di posisi ini, berarti Avometer berfungsi sebagai voltmeter untuk AC sehingga bisa di gunakan untuk mengukur tegangan bolak-balik (AC).
10. Test Pins atau Test lead merah (+) dan hitam (–) atau Com, di gunakan untuk mengukur Ohm, AC Volt, DC Volt, DC mA , dsb. Pins ini di hubungkan langsung ke objek yang di ukur. Untuk mengukur tegangan searah, pin ini tidak boleh terbalik karena dapat menyebabkan kerusakan pada Avometer.
Untuk lebih kenal dan memahami tentang Avometer dan kegunaannya, berikut ini adalah contoh cara menggunakan Avometer.
Mengukur tegangan listrik AC
Tengangan AC , yaitu tegangan listrik yang arusnya bolak-balik contohnya seperti listrik di rumah kita yang dari PLN. Untuk mengetahui berapa tegangannya kita bisa mengukurnya menggunakan Avometer. Caranya ialah sebagai berikut
Sebelum melakukan pengukuran, pastikan jarum penunjuk pada Avometer berada di posisi nol. Jika tidak putarlah Zero Corrector menggunakan obeng sampai jarum berada pada kedudukan nol.
Untuk mengukur tegangan AC, putarlah selector ke posisi ACV dan pilih batas ukur yang sesuai. Pastikan memilih nilai yang lebih tinggi daripada tegangan yang akan di ukur. Dalam contoh ini kita akan mengukur listrik di rumah yang tegangannya 220V, maka pada Avometernya harus di pilih batas ukur yang lebih tinggi yaitu 250V.
Sekarang hubungkan keduaTest lead Avometer ke Stop kontak (karena AC, maka boleh di bolak balik). Perhatikan pada skala dimana jarum penunjuk berhenti. Kalau kita perhatikan jarum berhenti tepat pada garis ke-4 setelah 200. Bila setiap garis bernilai 5, berarti jarum tersebut menunjukkan nilai 220. Nah, sekarang kita sudah mengetahui tegangan listrik yang kita ukur ialah sebesar 220V.
Mengukur nilai hambatan
Untuk mengukur nilai hambatan atau resistansi posisikan selector ke posisi Ohm meter range dan pilih batas ukur yang sesuai. Dalam contoh ini kita akan mengukur sebuah resistor yang mempunyai nilai resistansi sebesar 10 ohm. Untuk mengukur hambatan 10 ohm, kita bisa posisikan saklar ke X10 atau X1. Jangan pilih X100 apalagi X1k karena akan sulit membaca hasil ukurnya. Sekarang kita coba pilih X10.X
Selanjutnya lakukan kalibrasi dengan cara menghubungkan Test lead+ (merah) ke Test lead- (hitam). Jarum akan bergerak ke kanan dan pastikan berhenti tepat di posisi nol. Jika tidak putarlah knob Zero Ohm Ajustment ke kanan atau kiri sampai jarum berada di posisi nol. Kalau sudah selesai sekarang mulailah pengukuran.
Hubungkan Test lead ke masing-masing kaki resistor, maka jarum akan bergerak ke kanan dan berhenti pada angka tertentu. Jika kita perhatikan pada skala Ohm nya, jarum berhenti tepat pada angka 1. Sementara Selector berada di posisi X10. Cara menghitungnya ialah 1 X 10. Berarti kalau di jumlahkan 1X10 Ω =10 Ω. Sekarang kita sudah mengetahui bahwa resistor tersebut benar-benar bernilai 10 Ω.
Nah, demikianlan pengenalan singkat tentang Avometer. Semoga bermamfaat.